BRANTASTV – Politikus tahan banting. Istilah itu mungkin cocok untuk Sudjono Teguh Widjadja.
Dua kali tersungkur di perhelatan politik tak membuatnya kapok. Justru sebaliknya, Ketua DPD Partai Golkar Kota Kediri itu bangkit lebih kuat.
Sempat redup karena gagal di Pemilihan Wali Kota Kediri 2018 dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, belakangan ini nama Sudjono Teguh Widjadja kembali berkibar.
Sudjono sukses membawa partainya menjadi pemenang runner up Pemilu 2024 di Kota Kediri sertalah Partai Amanat Nasional (PAN). Lebih hebatnya lagi, ia dan sang adik Agung Purnomo sama-sama jadi caleg terpilih.
Kakak beradik ini maju dari daerah pemilihan (dapil) yang sama di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Perolehan suara mereka unggul dari caleg lainnya.
“Alhamdulillah kami masih diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk bisa berjuang di DPRD. Tentunya kami akan memberikan yang terbaik,” katanya di posko pemenangannya, beberapa waktu lalu.
Bagi warga Kota Tahu nama Sudjono Teguh Widjadja tentu sudah tidak asing lagi. Pria 54 tahun itu pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Kediri periode 2014-2019.
Tetapi demi ambisi maju dalam Pemilihan Wali Kota Kediri tahun 2018 ia rela meninggalkan kursi dewan. Bergandengan dengan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Aizuddin Abdurrahman atau Gus Ais, pengusaha mebel itu kalah dari pasangan petahana Abdullah Abu Bakar – Lilik Muhibbah.
Seolah hasrat politiknya masih menyala, kemudian Jono maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Partai Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI (Kediri, Blitar dan Tulungagung). Sayangnya, ia harus tersungkur untuk kedua kalinya di perhelatan politik.
Kenyang dengan pengalaman perpolitikan, Sudjono kemudian maju lagi dalam Pileg 2024. Kali ini ia mengajak sang adik Agung Purnomo.
Bapak tiga anak ini memiliki alasan tersendiri untuk mengajak sang adik terjun ke dunia politik. Dia sengaja mencari sosok petarung dengan visi dan misi yang sama dengannya.
“Melihat banyaknya anggaran APBD yang kurang terserap, tentunya saya mencari yang visi misinya sama dengan saya. Saya melihat dia (Agung) mempunyai itu,” tegasnya.
Jadi Mualaf Dibimbing Ketua PBNU Kiai Said
Sudjono memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 2017 lalu. Dia melepaskan agama lamanya Nasrani dan memilih memeluk agama Islam.
Bukan orang sembarangan yang membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia dituntun langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) waktu itu KH Said Aqil Siroj.
Prosesi mualaf Sudjono berlangsung di Kantor PBNU Jakarta, pada Kamis 19 Januari 2017. Pria keturunan Tionghoa bermarga Te sangat khusyu dan menundukkan kepalanya ketika mendapatkan bimbingan Kiai Said.
“Pak Kiai Said adalah tokoh besar dan NU sendiri merupakan organisasi Islam yang konsisten mengajarkan bahwa Islam bukanlah agama kekerasan. Islam adalah agama ramah,” katanya waktu itu.
Sebelum menjadi mualaf Sudjono yang beragama Katolik memang kerap berinteraksi dengan beberapa kiai pesantren di Kediri lewat pengajian dan forum-forum sejenis. Itulah yang menginspirasinya masuk islam dan memutuskan mantap sebagai seorang muslim.
Yakin Antarkan Vinanda Jadi Wali Kota Kediri 2024
Pada Pilwali Kediri tahun 2024 Partai Golkar Kota Kediri mengambil inisiatif start lebih dini. Disaat partai lainnya belum apa-apa, Golkar sudah mengumumkan untuk mengusung salah satu kadernya, Vinanda Prameswati sebagai bakal calon Wali Kota Kediri.
Sudjono meyakini, tahun ini adalah tahunnya Partai Golkar. Setelah sukses melipat gandakan perolehan kursi DPRD Kota Kediri dari 2 menjadi 5, dia semakin percaya diri bisa merebut kursi Wali Kota Kediri yang selama tiga perode dikuasai oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
“Kita ingin memiliki pemimpin yang muda, energik dan bisa membawa Kota Kediri lebih maju. Sosok itu ada pak Mbak Vinanda,” tandas pengusaha yang memiliki beberapa bidang usaha yang tersebar di Kediri, Malang, Sidoarjo dan Makassar itu.
Selain bersih, Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) itu juga memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi. Sehingga, saat menjadi pemimpin nantinya, lulusan magister kenotariatan Universitas Airlangga itu akan memikirkan rakyatnya.
Saat ini, Partai Golkar tengah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai untuk mengusung Mbak Vinanda. Pasalnya, Golkar masih kurang satu kursi yang disyaratkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). (*)